"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah,dan janganlah kamu bercerai-berai,dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kau dahulu (masa jahiliyah) bermusuha-musuhan,maka Allah akan mempersatukan hatimu,lalu menjadilah kamu karena nikmat allah orang-orang yang bersaudara,dan kamu telah berada di tepi jurang neraka,lalu allah menyelamatkan kamu dari padanya.demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu,agar kamu mendapat petunjuk" (Qs.3:103)

Minggu, April 12, 2009

Membangun jatidiri keimanan (2)

Kondisi umat Islam pada saat ini sangat menyedihkan. Mereka terkena penyakit al Wahn (cinta dunia yang takut mati), penyakit tersebut berpangkal dari kerusakan umat islam terhadap dunia. Na’udzubillah

Islam hanya dijadikan aktivitas ritual yang beku dan kosong dari ruh dan semangat islam atau acara-acara ceremonial. Potensi manusia yang banyak tidak berguna sama sekali, karena mereka ibarat buih dilautan yang mudah diombang-ambingkan situasi dan kondisi. Maka hampir diseluruh negeri Islam, masih dalam cengkeraman pemerintah-pemerintah yang sekuler dan rakus, yang sebagaimana telah dijelskan dalam Qs. Al Anfal:65, mempunyai kekuatan maksimal 1:10 dan mempunyai kekuatan minimal 1:2 dalam melawan orang-orang kafir. Tetapi umat Islam sekarang turun kelemahan jauh dibawah minimal.sehingga sampai saat ini jumlah umat Islam yang kurang lebih 1,2M belum bisa mengalahkan orang-orang yahudi yang berjumlah hanya kurang lebih 15Juta.

Untuk menyembuhkan penyakit cinta dunia dan takut mati (Wahn), sebagai berikut:

  1. hakikat dunia

“Jabir r.a berkata, ketika Rasulullah saw berjalan dipasar dan dikelilingi orang, mendadak disana bertemu bangkai kambing yang kecil ditelinganya dan berkata: Siapakah yang suka membeli ini dengan sedirham? Jawab mereka: Tiada yang suka itu, dan buat apa itu. Nabi bertanya: Sukakah kalau ini diberikan kepadamu Cuma-Cuma? Jawab mereka: Demi Allah, andaikata itu masih hidup, ia pun cacat apalagi ia sudah jadi bangkai. Maka sabda nabi: Demi Allah, sungguh dunia lebih hina dalam pandangan Allah dari bangkai ini bagimu” (HR. Muslim)

Qs. Ali Imran:14, Qs. Al Hadid:20, Qs. Al Jumu’ah:2, Qs. Ali Imran: 15

  1. hakikat mati

Qs. Ali Imran:185, dalam ayat tersebut menjelaskan pada semua makhluk, yang dikhususkan untuk manusia, yakni: pertama, tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kedua, sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Ketiga, barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan kedalam syurga, maka sesungguhnya ia telah beruntung (sukses). Keempat, kehidupan didunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.

“Surga dikelilingi dengan sesuatu yang membencikan, mereka dikelilingi dengan sesuatu yang menyenangkan”

Al Qur’an menyebutkan beberapa cirri khas dan karakteristik rijal, yakni:

  1. suka membersihkan diri

“Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar takwa (masjid Quba’) sejak hari pertama adalah lebih patut kamu shalat didalamnya. Didalamnya ada rijal yang ingin membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang bersih” (Qs. At Taubah:108)

Bersih tersebut yang dalam arti lengkap dan sempurna mencakup semua unsure kebersihan lahir dan bathin.

  1. tidak melupakan Allah dalam melakukan kegiatan

“Rijal yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) jual beli dari mengingat Allah dan dari mendirikan shalat dan dari membayar zakat, mereka takut pada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang” (Qs. An Nur:37)

  1. memimpin wanita

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpinan bagi kaum wanita oleh karena itu Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain” (Qs. An Nisa:34)

  1. menpati janji untuk tetap berjihad dijalan Allah

”Diantara orang-orang mukmin ada rijal yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah, maka diantara mereka ada yang gugur. Dan diantara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu, dan mereka sedikit pun tidak berubah (janjinya)” (Qs. Al Ahzab:23)

...Allahu Ghoyatunna, Rasul Qudwatunna, Al Qur’an Dhusturunna, al Jihad tussabilunna, wal mautu fii sabillillah asma’amaninah...” Allah adalah tujuanku, Rasulullah teladan hidupku, Al Qur’an pedomanku, al Jihad jalan hidupku, dan mati syahid setinggi-tinggi cita-citaku...

Dalam bukunya Fathiyakan yang berjudul ”konsep dan penguasaan juru da’wah”, menjadi penguasaan da’wah menjadi dua yaitu penguasaan intern dan penguasaan ekstern. Yang dimaksud dengan penguasaan ekstern adalah kemampuan da’i untuk menarik manusia supaya menerima da’wah dan menyambut seruan Islam. Sedangkan, penguasaan intern adalah kemampuan da’i untuk membina dan mengarahkan manusia yang sudah menyambut seruan Islam menjadi rijal.

Untuk mencetaknya yakni pertama Stabilitas Moral (Ma’nawiyah Mutawazinah); Qs. Al Baqarah:256. kedua, gerakan yang terus menerus (istimroriyah harokiyah); Qs. Yusuf: 108. ketiga, soliditas organisasi (Matanatu tandzim).

Kualitas umat sangat terkait dengan kualitas interaksi mereka dengan al Qur’an, dan krisis aqidah akhlak umat yang sangat terkait. Realitas umat islam terkait dengan Al Qur’an, yakni:

· ummiyah (Buta Huruf tentang Al Qur’an)

· juz’iyah Al Iman (Parsial dan Tidak Utuh dalam Mengimani Al Qur’an)

· Ittiba Manhaj Al Basyari (Mengikuti Hukum Produk Manusia)

· Tidak memahami kedudukan Al Qur’an

· Hajr Al Qur’an (Meninggalkan Al Qur’an)

· Hubud Dunya (Cinta Dunia)

Tidak ada komentar: