"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah,dan janganlah kamu bercerai-berai,dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kau dahulu (masa jahiliyah) bermusuha-musuhan,maka Allah akan mempersatukan hatimu,lalu menjadilah kamu karena nikmat allah orang-orang yang bersaudara,dan kamu telah berada di tepi jurang neraka,lalu allah menyelamatkan kamu dari padanya.demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu,agar kamu mendapat petunjuk" (Qs.3:103)

Jumat, Maret 26, 2010

Istiqamah Dalam Menjalankan Ketaatan

Istiqamah dalam menjalankan ketaatan atas perintah Allah swt, hendaknya selalu ada dalam diri orang yang beriman; saat mendapatkan kebahagiaan, saat mendapatkan musibah, saat diberi kemudahan oleh Allah swt, dan saat sedang dalam kesempitan. Jika hal ini dilaksanakan, pasti hasilnya akan kelihatan.

Jangan sampai terlontar dari mulut kit bahwa ketaatan yang kita jalankan pada saat mendapatkan suatu musibah itu tidak ada manfaatnya. Karena sesungguhnya Allah swt menurunkan musibah itu sebagai ujian untuk mengetahui atas keimanan kita kepada-Nya. Allah swt berfirman, Qs. Al Hajj[22]:11, Qs. Al Ankabut[29]:10

Musibah merupakan sunnatullah dan Allah swt menurunkannya untuk mengetahui siapa diantara kita yang benar-benar beriman dan yng hanya sebatas mengaku saja.

Apakah kita rela Iblis merealisasikan misinya?

Sesungguhnya orang yang duluna melaksanakan ketaatan meninggalkannya itu laksana seorang wanita yang memakianya, ia melepaskan bajunya, lalu merusak jahitannya yang telah sekian lama dijahitnya dengan susah payah. Jal ini senada dengan firman Allah swt, Qs. An Nahl[16]:92)

Iblis telah bersumpah untuk selalu menjerumuskan anak cucu Adam agar mereka terjerembab pada kubangan dosa dan jauh dari Allah swt. Lantas bagaimana mungkin kita akan rela kalau Iblis merealisasikan keinginannya? Hingga ia menjadikan diri kita lalai, berputus asa dan tidak mau melaksanakan ketaatan kepada Allah swt, bahkan terjerembab dalam kubangan dosa. Tidak ada jalan lain untuk menangkal semua tipu daya yang dilancarkan Iblis kecuali dengan semakin memantapkan keimanan. Allah swt berfirman, Qs. Saba’[34]: 20

Karena itu, laksanakan shalat malam meskipun hanya beberapa raakaat. Bacalah Al QurĂ¡n meskipun hanya beberapa ayat. Pahamilah makna ibadah, sampai Allah swt, menghilangkan kepedihan dan cobaan yang menimpa diri kita. Allah swt berfirman, Qs. Az Zumar[39]:36

Berkaitan dengan ayat ini, Ibnu Qayyim berkata, “Kecukupan yang sempurna disertai dengan ibadah yang sempurna, dan adanya kekurangan juga disebabkan oleh kurangnya ibadah.”

Tegar Dalam Menghadapi Perubahan Zaman

Sejak seribu tiga ratus tahun silam, banyak tantangan dan serangan yang diarahkan pada Islam dan umatnya. Bahkan sampai pada tahun-tahun terakhir. Sekiranya umat Islam benar-benar berimana kepada Allah swt, tentu semua tantangan itu tidak akan berpengaruh sama sekali. Tetapi, ketika keimanan umat Islam udah rapuh, maka pada dasarnya mereka (umat Islam) telah mati, dan musuh-musuh pun hengkang karena mereka merasa tidak ada lagi gunanya memerangi umat yang sudah menjadi bangkai

Telah banyak darah kaum muslimin yang membasahi bumi dan kerusakan terjadi diman-mana disebabkan oleh tentara. Tartar pada sembilan puluh tahun silam. Kemudian kaum muslimin berhail menaklukkannya sehingga umat Islam mampu berdiri diatas kakinyasendiri. Setelah kemenangan itu kita raih yang terpenting adalah jangan sampai kita seperti seorang wanita memintal bajunya, lalu mencerai-beraikannya sendiri dan jangan sampai kita memenuhi keinginan iblis.

Tugas terpenting yang harus kita jalankan adlah berusaha selalu tetap dalam ketaatan, selalu beribadah dan menunjukkan rasa butuh kita kepada Allah swt sampai ajal datang menjemput. Sebagaimana yang difirmankan Allah swt, kepada Rasulullah saw, Qs. Al Hijr[15]:99

Seorang muslim yang mengadakan transaksi dengan Allah swt adalah orang yang selalu menjaga kesehatannya. Ia menjaga waktunya dengan baik saat sebagian bsar orang lali dalam memanfaatkannya. Sekana lisannya berkata, “Jika manusia banyak yang lali untuk beribadah kepada-Mu, maka aku akn datang untuk mengabdi pada-Mu. Jika banyak manusia yang melupakn-Mu, maka aku datang untuk mengingat-Mu.” Sosok muslim seperti ini laksana malaikat yang berada dibumi dan sebagai pembawa cahaya kebenaran. Ia tidak pernah berhenti memohon kepada Allah swt.


*Amru Khalid, buku "Renungan hati"

Tidak ada komentar: